Jenis-Jenis Rima
Rima merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam puisi. Melalui unsur inilah, keindahan sebuah puisi tercipta. Rima tidak selalu terdapat di akhir baris dalam satu bait. Rima juga dapat ditemukan pada awal baris. Bahkan, rima juga dapat ditemukan dalam satu baris.
Berikut ini jenis-jenis rima menurut letaknya dalam satu bait:
No | Nama Rima | Pola Rima | Contoh |
1 | Rima Rangkai | a-a-a-a | Kalau sampai waktuku Kumau takkan seorang merayu Tidak juga kau "Aku", Chairil Anwar |
2 | Rima Kembar/ Rima Pasang | a-a-b-b | Dan ingatlah aku kan jiwa-jiwa Muda belia, belum sampai umur dewasa Gugur melepaskan nafas penghabisan Jatuhlah air mataku, tak dapat kutahan "Negara Bangun", Waluyati S. |
3 | Rima Peluk | a-b-b-a | Kau ketuk sendiri ambang dadamu anakku Usapkan jemari sudah berdarah Simpan laras bedil yang memerah Ku tahu kau kembali jua anakku "Ku Tahu Kau Kembali Jua Anakku", Taufiq Ismail |
4 | Rima Silang | a-b-a-b | Ibarat gunung membiru tampak di cakrawala Selalu diam tenang, membiarkan hujan, Dan angin menyiksa lerengnya, suatu kala 'kan pecah-meletus, memuntahkan "Negara Bangun", Waluyati S. |
5 | Rima Patah | a-a-a-b/ a-b-a-a |
Raja dari batu hitam
Di balik rimba kelam
Naga malam,
Mari kemari
"Mantera", Asrul Sani
|
Jenis rima datar di bagi menjadi 2:
- Rima Asonansi: pengulangan bunyi vokal pada beberapa kata secara beruntun dalam satu baris.
Contohnya: Air mengalir menghilir sungai
Dalam termangu kumasih sebut namamu - Rima Aliterasi: pengulangan bunyi konsonan pada beberapa kata secara beruntun dalam satu baris.
Contohnya: Bukan beta bijak berperi
Remuk runtuh rasa rakyat
Majas Hiperbola: duka begitu tajam tergores di langit ini
sayap kupu-kupu tak bisa membawa beban debu
juga sapu lidi terlalu pendek untuk menyapu
sehektar puing yang dititipkan gempa kepadamu
Majas Alegori: saat di mana kau datangi kubur masa lalumu,
angin akan terasa pasir, gemuruh air akan terasa
petir. di setiap kota kau bilang aku bodoh
karena memangsa tiang gantungan di mana-mana
itulah aku, sebuah tongkang yang lama tak berlabuh
sedang jiwa terlalu sesak oleh propaganda kehidupan
Majas Personifikasi: duhai, nasib kita istriku, serupa
butir-butir pasir sepanjang pesisir,
selalu menghadapi antuk gelombang yang datang
sementara dari selat dan tanjung
maut tak berhenti mengintip
siap mendekat
Majas Simile: Kau bertanya: "jika kebahagian bukan benda-benda,
lalu apa?" Tersenyum aku menjawab: "Kebahagiaan
seperti seekor capung hinggap di lengkang bulu
alismu. Kau tampak lebih cantik dan lucu."
Sumber: Panduan Belajar Bahasa Indonesia Dan Sastra Indonesia
Untuk SMA dan MA Kelas X
bagus juga artikelnya. mengingat lagi materi pembelajaran
BalasHapussalam Science And Education
Sep
BalasHapus